NO :
010/MP.K/12.9/PP/ed.1/2014
HAL : PELAYANAN PRIMA
PELAYANAN PRIMA (Exellent Service/Customer Care)
Pelayanan
Penjualan Prima (Exellent
Service/Customer Care) secara
harfiah berarti pelayanan yang sangat baik, atau pelayanan yang terbaik.
Pelayanan Prima (Customer Care)
adalah faktor kunci
dalam keberhasilan perusahaan.
Jika bisnis tumbuh danberkembang dan tetap biasa bertahan dalam persaingan
maka keuntungan dan pendapatan juga harus meningkat.
Untuk
melaksanakan hal ini, kita perlu meningkatkan jumlah pelanggan yang kita
miliki, dengan demikian kita memelihara
dan mempertahankan pelanggan
kita seperti halnya
mendapatkan pelanggan yang baru. Jadi dalam hal memenangkan bisnis baru,
kita juga perlu mempertahankan loyalitas konsumen yang ada.
Pelayanan
Prima
(Customer Care) berarti memelihara
dan mempertahankan pelanggan kita dan menambah pelanggan baru. Banyak
aspek yang dapat memberikan kepuasan pelanggan dan bukan hanya sekedar
memberikan yang terbaik. Dalam era pasar bebas saat ini, banyak ditawarkan
barang-barang yang bermutu saja, tapi hubungan yang berlanjut dan
berkesinambungan antara penjual dan pelanggan belum diperhatikan dengan baik.
Pelayanan Prima (Customer
care) yang baik dibutuhkan semua anggota perusahaan, tanpa kecuali.
Apakah mereka berhubungan
langsung dengan pelanggan atau
tidak, melaksanakan tugas dengan bekerja bersama orang lain, dibutuhkan rasa
percaya diri untuk menyesuaikan dan
mempertimbangkan kepercayaan dan rahasia pelanggan pada kita.
Pelayanan
Prima bukan hanya sekedar memberikan suatu layanan, hal ini memerlukan sedikit
pelayanan ekstra dan sesuai dengan harapan pelanggan yang mengharapkan
pelayanan yang terbaik. Ini berarti membuat karyawan yang bekerja di perusahaan
melakukan pilihan, langkah, sikap dalam berhubungan dengan pelanggan yang
tepat.
Pelayanan
adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. (Kotler (2002:83))
Penjualan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”.
Sumber :Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk., 1995:646)
Sedangkan
Kevin j. clancy & Robert s. shulman
menyebutkan bahwa Penjualan merupakan seb kategori dari pemasaran,
sedangkan Penjualan merupakan kegiatan yang bertujuan agar produk yang kita
tawarkan kepada konsumen terbeli. (kholish
mahyuddin).
Sedangkan
definisi dari Pelayanan penjualan adalah
segala bentuk usaha yang diberikan kepada konsumen secara optimal guna
memberikan kepuasan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.
Unsur pelayanan prima penjualan Non personal
Memenuhi standar
kualitas, prosedur, biaya, waktu dan tempat
Memuaskan
pembeli/pelanggan
Unsur pelayanan prima penjualan personal
- Kemampuan
- Sikap
- Penampilan
- Perhatian
- Tindakan
- Tanggung
jawab
Faktor
penunjang pelayanan penjualan
- Kelengkapan
Barang
- Kewajaran
Harga Barang
- Kenyamanan
dan Keamanan Berbelanja
Arti
Penting Pelayanan Penjualan Bagi Perusahaan ?
Kinerja para staff di perusahaan serta proses
pemberian pelayanan baik itu kepada klien maupun pelanggan menjadi salah satu
kunci penting untuk kelancaran dan kesuksesan operasional perusahaan.
Apa arti Penting Pelayanan
Penjualan Bagi Pelanggan ???
Pentingnya pelayanan penjualan
terhadap pelanggan juga merupakan strategi dalam rangka memenangkan persaingan.
Akan tetapi tidak cukup hanya memberikan rasa puas dan perhatian terhadap
pelanggan saja, lebih dari itu adalah bagaimana cara merespon keinginan
pelanggan, sehingga dapat menimbulkan kesan positif dari pelanggan.
Manfaat Pelayanan Penjualan prima
1. Menciptakan Komunikasi yang
Positif dan Harmonis
Melakukan pelayanan identik dengan
melakukan komunikasi. Dengan kata lain, didalam memberikan pelayanan tidak akan
lepas dari kegiatan komunikasi, karena memberikan pelayanan itu sendiri
merupakan wujud dari upaya melakukan komunikasi yang baik. Semakin baik dan
berkualitasnya sebuah pelayanan, maka semakin baik dan berkualitas pula suatu
hubungan atau komunikasi. Dengan demikian maka, melakukan pelayanan prima
penjualan dapat menciptakan komunikasi yang positif dan harmonis antara penjual
dengan pembeli/pelanggan. Dengan terjalinnya hubungan yang positif dan harmonis,
akan menciptakan suasana yang nyaman dan akrab bagi para pembeli/pelanggan yang
berdampak pada semakin langgengnya hubungan dengan pelanggan dan bertambahnya
jumlah pelanggan.
2.
Mendorong bangkitnya rasa simpatik (ketertarikan) dan loyalitas pembeli/pelanggan
Setiap orang,
terlebih-lebih para pembeli/pelanggan tentu mendambakan pelayanan yang baik
dari penjual. Dengan pelayanan yang baik dapat mendorong bangkitnya rasa
simpatik bagi para pembeli/pelanggan. Apabila penjual dapat membangkitkan rasa
simpatik bagi para pelanggannya, maka loyalitas pembeli/pelanggan akan dapat
pula diraih. Yang dimaksud dengan loyalitas di sini adalah, kepatuhan,
kesetiaan, kecintaan, ketergantungan dan sebagainya. Jika ada ungkapan yang
mengatakan, karyawan tersebut sangat loyal dengan atasannya, artinya karyawan
tersebut sangat setia dan patuh terhadap perintah atasannya. Seorang pasien
sangat loyal dengan dokter praktek yang berada di sekitar rumahnya, artinya
seorang pasien itu sangat suka berobat kepada dokter tersebut. Dia tidak akan
mau berobat dengan dokter yang lain. Demikian juga dengan kegiatan penjualan.
Pembeli/pelanggan yang loyal, artinya pembeli/pelanggan yang suka, senang
menjadi pembeli/pelanggan yang setia. Dia tidak akan pernah berbelanja ke toko
lain, selama barang yang dia butuhkan tersedia di toko kita.
- Membentuk opini publik
yang positif
Artinya memberikan pelayanan yang
baik dapat membentuk opini publik yang positif. Maksudnya, memberikan pelayanan
yang baik kepada setiap pembeli/pelanggan merupakan iklan terselubung atau
iklan berjalan yang dapat menghantarkan ke 4 opini publik secara general.
Bukankah orang-orang yang pernah kita layani dengan baik, diantara mereka pasti
ada yang cerita dengan orang lain, baik dengan keluarganya, teman- temannya,
tetangganya dan sebagainya. Dari sekian banyak pembeli/pelanggan yang cerita
tentang layanan yang memuaskan yang pernah kita berikan, kemudian berkembang
terus dan terus menyebar, pada akhirnya terbentuklah opini publik (pendapat
umum/orang banyak) yang menyatakan bahwa di toko A itu pelayanannya sangat
baik. Di warung B tersebut servicenya sangat memuaskan dan seterusnya, dan hal
tersebut sudah diketahui dan diakui oleh orang banyak. Jika ini yang terjadi,
maka sudah barang tentu usaha yang kita jalankan akan berkembang pesat, karena
pelanggannya semakin banyak saja, dan kita tidak akan khawatir dengan para
pesaing yang ada di sekitar kita.
- Meningkatkan
profitabilitas usaha
Melakukan pelayanan yang baik
terhadap pembeli/pelanggan dapat meningkatkan dan menjamin keberlangsungan
usaha serta peningkatan keuntungan/laba yang terus menerus. Bukankah dengan
pelayanan yang baik dapat mendorong laju perkembangan jumlah pelanggan. Jika
jumlah pelanggan selalu bertambah, maka perputaran barang dan uang akan semakin
cepat, dan kecepatan perputaran barang dan uang da- pat memacu dan memicu
meningkatnya keuntungan atau laba yang diperoleh.
- Mendorong bagi perluasan
usaha
Meningkatnya jumlah
pembeli/pelanggan yang terus menerus sebagai akibat dari pelayanan yang baik
yang telah dan selalu diberikan, dapat mendorong bagi perluasan usaha. Betapa
tidak, karena bertambahnya jumlah pembeli/pelanggan mengharuskan kita untuk
meningkatkan volume usaha atau memperluas usaha kita. Jika perluasan usaha ini
tidak kita lakukan, boleh jadi kita akan kewalahan melayani mereka. Toko yang
sempit tidak mungkin dapat menampung barang dagangan yang banyak dan melayani
para pembeli/pelanggan dengan baik. Oleh karena itu, meningkatnya jumlah
pembeli/ pelanggan harus diimbangi dengan peningkatan volume usaha atau
perluasan usaha, misalnya dengan memperluas ruangan toko, menambah jumlah
pelayan (sales) atau membuka toko baru.
Karakteristik Pelayanan prima Penjualan
1. Perhatian kesan pertama
Perhatian Kesan pertama yang nampak
didalam melakukan pelayanan prima biasanya terlihat dari bagaimana seorang
penjual memberikan perhatian kepada pembeli/pelanggan. Setiap pembeli/
pelanggan yang datang hendaknya tak pernah luput dari perhatian kita. Bentuk
perhatian yang kita berikan kepada pembeli/pelanggan bisa berupa pandangan mata
(menatap pembeli/pelanggan), memberikan senyuman, menyapa, mendekati dan
menanyakan apa yang diperlukan (mau cari barang apa), dan sebagainya. Jangan
sekali-kali ada pembeli/pelanggan yang kita acuhkan, apapun alasannya dan
sesibuk apapun kita ketika itu. Jika ada diantara pembeli/pelanggan yang merasa
kurang diperhatikan, kendati kita sudah berusaha melakukannya, namun menurut
pembeli/pelanggan, pelayanan kita itu masih kurang, maka jangan segan-segan
kita ucapkan maaf berkali-kali dan tak perlulah kita memberikan alasan yang
terkesan dibuat-buat, apalagi jika alasan kita tersebut menimbulkan perdebatan
kita dengan pembeli/pelanggan.
- Sederhana, mudah, cepat
dan tepat
Sederhana, mudah, cepat dan tepat.
Pada prinsipnya pola dan sistem pelayanan itu harus didesain sederhana, mudah,
cepat dan tepat. Pada umumnya para pembeli/pelanggan kepingin yang
praktis-praktis saja. Artinya pelayanannya sederhana, tidak berlebihan dan
tidak bertele-tele. Usahakan semua sistem pendesainan ruangan, tata letak
peralatan dan barang dagangan di atur atau di setting sebaik mungkin yang dapat
memberikan kemudahan dalam pelayanan. Disamping itu, soal kecepatan dalam
memberikan pelayanan juga perlu dipertimbangkan, sebab di zaman yang serba
canggih ini, nyaris semua orang memerlukan yang serba instan. Disamping
sederhana, mudah dan cepat, ketepatan dalam memberikan pelayanan juga jangan
sampai terabaikan, sebab kecepatan dalam memberikan pelayanan, sering kurang
memperhatikan ketepatan (bujurkah?, kadakah? yang penting capat), dengan kata
lain, kecepatan dalam memberikan pelayanan tidak jarang membuat kita sedikit
gegabah dan kurang hati-hati. Cepat dan tepat memang dua kata yang sulit
dipraktekkan jika tidak didukung oleh pengalaman kerja dan kecanggihan
peralatan yang digunakan.
- Keakraban dan keterbukaan
Keakraban dan keterbukaan. Upayakan
untuk menjalin keakraban kepada setiap pembeli/ pelanggan. Tunjukan sikap
keakraban kita kepada mereka, tidak saja pada saat kita sedang berjualan,
tetapi juga pada saat-saat dan tempat-tempat yang lain. Di samping itu,
keterbukaan, keterusterangan, apa adanya juga perlu kita tunjukan kepada setiap
pembeli / pelanggan, terutama pada saat memberikan informasi tentang kondisi
barang yang sedang ditawarkan.
Konsep Attitude (Sikap dan Perilaku)
Secara umum orang berpendapat bahwa
antara sikap dan perilaku sama, dan ada juga yang mengatakan tidak sama. Sikap
merupakan suatu pernyataan yang bersifat menilai (evaluatif) berupa suka atau tidak
suka terhadap sesuatu, sedangkan perilaku adalah perwujudan dari adanya sikap
tersebut yang nampak terlihat, dapat diamati dan dapat dirasakan. Seseorang
yang suka terhadap sesuatu, dari wajahnya akan kelihatan, seperti ada senyuman,
ada perhatian dan sebagainya. Sebaliknya, seseorang yang tidak suka terhadap
sesuatu, wajahnya terlihat cemberut, masam, dan acuh tak acuh. Sikap dan
perilaku yang diharapkan pada pelayanan prima adalah sikap yang baik dan
simpatik, sehingga proses pelayanan dapat berlangsung dengan baik.
Bentuk-bentuk
pelayanan yang dapat dilakukan berdasarkan konsep Attitude (sikap dan prilaku)
ini adalah sebagai berikut
:
1. Pelayanan
Pelanggan Dengan Penampilan Serasi
Penampilan
artinya citra menampilkan diri, serasi artinya sesuai, selaras atau harmonis.
Jadi penampilan serasi berarti
cara menampilkan diri
secara harmonis atau
sesuai dengan yang seharusnya. Misalnya : seorang
sekretaris harus berpenampilan sebagai pendamping pimpinan. Seorang pramuniaga
harus bersikap ramah dan siap membantu keperluan pembeli.
Berpenampilan serasi
dalam melayani pelanggan
sebagai seorang pelayan/pedagang
antara lain sebagai berikut:
1.1 Berhias
Berhias merupakan suatu keharusan bagi seorang pelayan
dengan berhias yang rapi dan menarik maka
akan tampaklah penampilan yang serasi
dari seorang pelayan atau pedagang. Untuk itu seorang pelayan yang ingin tampil
serasi perlu memperhatikan han-hal sebagai berikut:
a. Pelayan
laki-laki
1) Rambut dipotong
rapi, tidak menutupi telinga
2) Kuku tidak
panjang, apalagi sampai hitam
3) Tidak merokok
ketika melayani pelanggan
4) Badan tampak
selalu bersih, tidak dekil
b. Pelayan wanita
1) Rambut dipotong
rapi, diikat atau disanggul bagi yang panjang
2) Tidak
berlebihan dalam menggunakan perhiasan
3) Menggunakan
make up secara sederhana
4) Memakai parfum
sewajarnya
1.2 Berbusana
Cara berbusana
yang baik merupakan ciri khusus yang menunjukkan kepribadian dan kewibawaan
bagi seorang pelayan. Berbusana yang baik berarti memperhatikan penampilan diri
(personal appearance) secara keseluruhan mulai dari berhias rambut, wajah
badan, kaki dan kelengkapannya. Kelengkapan
busana, misalnya perhiasan (giwang, kalung,
cincin, gelang, bros dan lain-lain) tas, sepatu, dasi atau scarf, tutup
kepala, kaos kaki atau stocking, sarung tangan dan sebagainya. Bahan pakaian
yang dikenakan diantaranya sutra, katun, wol, rayon, nylon.
Pengaruh warna dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) warna tenang
(kuning muda, abu-abu, hijau muda, biru muda, dan sebagainya)
2) warna cerah
(biru laut, hijau jamrud, merah bata, kuning emas, jingga)
3) warna gelap
(hitam, biru tua, merah hati)
Motif kain yang
dapat diplih untuk tenaga pelayan bervariasi, antara lain: batik, tenun ikat,
bunga-bunga, kotak, garis-garis dan daun-daunan.
1.3 Ekspresi Wajah
Bagi seorang
pelayan menampilkan ekspresi wajah yang simpatik dan menarik amatlah penting.
Sebab, perilaku simpatik ini mempunyai andil yang besar dalam menciptakan
hubungan yang baik dengan pelanggan. Kontak pertama antara pelayan dengan
pelanggan umumnya diawali dari ekspresi wajah. Oleh karena itu, tenaga pelayan
harus berusaha menampilkan ekspresi wajah yang bersahabat.
a. Ekspresi mata
1) Lakukan kontak mata secara langsung dengan pelanggan
2) Kontak mata harus disertai dengan senyuman
3) Tampilkan
tatapan mata yang bersahabat
4) Hindari mata
berkerut atau tatapan kosong
5) Mata kaku atau
mengalihkan pandangan harus dihindari
6) Hindari pula
skap mata ke bawah atau menatap ke suatu benda karena ekspresi ini menunjukkan
penghindaran dari suatu percakapan
b. Ekspresi mulut
1) Tampilkan
senyuman manis sebagai rasa senang atau gembira
2) Hindari bibir
rapat karena ekspresi ini menunjukkan kemarahan atau kekecewaan
3) Hindari pula
mulut yang terbuka
lebar tanpa bicara
karena ekspresi ini menunjukkan kebingungan
4) Hindari pula
menggigit-gigit bibir karena hal ini mengisyaratkan sikap kesedihan
5) Bicaralah
sewajarnya dan jangan dibuat-buat
c. Ekspresi Kepala
1) Posisi kepala
hendaknya tegak sebagai kesediaan untuk
berkomunikasi
2) Anggukan kepala
sebagai isyarat menghormat atau persetujuan
3) Hindari
memegang kepala dengan tangan karena hal ini
menunjukkan
kecemasan
4) Hindari pula
kepala menunduk ke bawah karena hal ini
menunjukkan
penolakan
5) Posisi kepala
hendaknya sewajarnya, sehingga tidak menimbulkan
kesan kurang
perhatian atau sombong atau angkuh.
2. Pelayanan
Pelanggan Dengan Berpikir Positif
Melayani pelanggan dengan cara berpikir positif berarti
memperlakukan pelanggan secara baik, menghormatinya, tidak bersikap apriori,
tidak memanfaatkan kelemahannya, dan melayani apa yang diperlukan yang
sewajarnya.
2.1 Melayani Pelanggan Secara Terhormat
Pembeli adalah
raja, Karena itu penjual atau pedagang harus memperlakukan mereka secara baik
dan terhormat. Melayani pelanggan
secara terhormat bukan berarti
tenaga pelayan lebih rendah kedudukannya atau harus mengikuti semua
kehendak pelanggan. Bersikap hormat dan menghargai pelanggan bukan pula berarti
tenaga pelayan harus kehilangan harga dirinya.
Melayani
pelanggan secara terhormat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Sapalah dengan ekspresi wajah tersenyum apabila
kedatangan pelanggan
b. Tanyai dan catatlah tentang keperluan pelanggan
c. Berilah penjelasan yang berkaitan dengan keperluan
pelanggan
d. Siapkanlah segera barang-barang yag diperlukan oleh pelanggan
e. Usahakan
kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi
2.2 Tidak bersikap apriori
terhadap pelanggan
Suatu tindakan
yang tidak logis adalah apabila tenaga penjualan bersikap apriori atau masa
bodoh terhadap para
pelanggan. Sebab, sikap
apriori ini dapat
menyebabkan pelanggan
menjadikecewa, merasa kesal, atau merasa tidak dihargai. Tidak sedikit
pelanggan atau pembeli menjadi marah-marah karena merasa diacuhkan. Apabila
pelanggan sudah kecewa atau merasa kesal maka besar kemungkinan dia tidak datang
lagi atau pindah mencari pedagang lain.
Dari hasil
penelitian diperoleh data bahwa kemunduran suatu perdagangan disebabkan ditinggalkan
oleh pelanggannya. Ditinggalkan oleh para pelanggan bukan saja berpengaruh pada
tingkat penjualan, melainkan juga dapat
menyebabkan gulung tikar pada usaha perdagangan tersebut. Sebab, pelanggan
yang kecewa tadi akan
membicarakan atau melaporkan kelemahan pelanggannya kepada orang lain.
Akibatnya adalah kebangkrutan bagi pengusaha tersebut yang disebabkan oleh
dirinya sendiri dalam menghadapi pelanggannya.
2.3 Tidak mencari atau memanfaatkan
kelemahan pelanggan
Dalam kehidupan
sehari-hari tidak jarang
kita temui para pedagang yag licik dengan cara memanfatkan kelemahan
pembeli, seperti menjual
dengan harga tinggi kepada
pembeli atau pelanggan yang belum atau
tidak mengetahui harga standar barang-barang tersebut. Pedagang
menjual barang dengan berkualitas rendah, imitasi atau tiruan dengan harga
standar barang asli. Ulah pedagang tersebut dilakukan untuk mengelabui pembeli
yang tidak tahu harga yang standar. Padahal tindakan ini pasti akan ketahuan
dan akibatnya pembeli tidak akan kembali lagi kepada pedagang tersebut. Contoh perilaku yang menunjukkan sikap yang positif
:
1.
Santai dan sopan serta menempatkan pelanggan semudah mungkin
2.
Membuat pelanggan merasa diistimewakan, contohnya dengan menggunakan dan
menyebut namanya
3.
Menunjukkan perhatian yang wajar
dan tidak dibuat-buat dan mengajukan pertanyaan dan mencatat jawabannya
4.
Menawarkan bantuan tanpa menunggu diminta
5.
Secara sukarela memberikan informasi dan menggunakan secara jelas
dengan bahasa sehari-hari
6.
Terlihat bersahabat/familiar
7.
Senyum
3. Pelayanan Pelanggan Dengan Sikap Menghargai
1. Setiap pelanggan harus dilayani dengan
sebaik-baiknya
2. Janganlah membeda-bedakan pelanggan
3. Menghargai pelanggan harus bersikap
sopan santun dan ramah tamah
4. Dengarkan dan catat setiap
permintaan atau kebutuhan pelanggan
5. Gunakan tutur bahasa yang baik
disertai dengan senyum
6. Tunjukkan sikap simpatik
dan perasaan senang dalam menghadapi pelanggan
7. Usahakan sikap menghargai
pelanggan itu secara konsisten, artinya tidak berubah-ubah
8. Terimalah kehadiran para pelanggan itu
sebagaimana adanya, kita tidak
boleh mudah menilai, baik atau
tidak perilaku pelanggan itu.
9. Usahakan kebutuhan
pelanggan untuk dipenuhi
10. Dengarkanlah dengan penuh perhatian, apabila
pelanggan mengemukakan saran atau
pendapatnya
sikap yang tidak baik dalam
menerima pelanggan
1.
Sikap kurang sopan atau ketus
2.
Kurang mengindahkan tatakrams atau etiket berdagang
3.
Tidak segera menanyakan maksud dan tujuan pelanggan
4.
Kurang memperhatikan keinginan pelanggan
5.
Tidak mempersilahkan pelanggan untuk duduk
6.
Menunjukkan sikap tidak ramah dan tidak bersahabatat
7.
Menggunkan tutur kata yang tidak bisa dimengerti oleh pelanggan
8.
Berbicara dengan pelanggan sambil membuang muka
9.
Bersikap tidak simpatik, bahkan dengan menyinggung perasaan pelanggan
10.
Tidak segera memenuhi kebutuhan pelanggan
Tatakrama atau etiket dalam
melayani pelanggan
1. Bersikap ramah ketika menerima pelanggan
2. Menanyakan
maksud dan tujuan pelanggan
3. Memberi
kesempatan berbicara kepada pelanggan
4.
Ketika berbicara pandangan mata tertuju pada pelanggan
5.
Berbicara menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
6. Mendengarkan
dan mencatat semua kebutuhan pelanggan
7. Menjelaskan
kedaan barang dan jasa beserta harga-harganya
8. Menerangkan
pula kelebihan dan kekurangan barang barang yang ditawarkan secara
objektif
9. Menghargai
pendapat dan penawaran yang diajukan oleh pelanggan
10.Mengusahakan
memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang dan jasa
Konsep perhatian (attention)
Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada
perusahaan industri jasa pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan
mencermati keinginan pelanggan. Apabila pelanggan sudah menunjukkan minat untuk
membeli suatu barang/jasa yang kita tawarkan, segera saja layani pelanggan
tersebut dan tawarkan bantuan, sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi
keinginannya.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan menyangkut
bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah sebagai berikut:
1) Mengucapkan salam pembuka pembicaraan.
2) Menanyakan apa saja keinginan pelanggan.
3) Mendengarkan dan memahami keinginan
pelanggan.
4) Melayani pelanggan dengan cepat,
tepat dan ramah.
5) Menempatkan kepentingan pelanggan pada
nomor urut 1.
Bentuk-bentuk pelayanan
berdasarkan konsep attention
adalah sebagai berikut
a)
Mendengarkan dan
memahami kebutuhan pelanggan
1. Berusaha dengan penuh perhatian untuk
mendengarkan permintaan dan kebutuhan pelanggan
2. Bersikap baik , ramah , santun saat bertemu
atau di datangi pelanggan.
3. Catatlah semua kebutuhan pelanggan agar
tidak lupa
4. Jadilah pendengar yang baik saat pelanggan
berbicara. Hindari perdebatan dengan pelanggan.
5. Jelaskan dengan jujur tentang
kondisi,kualitas,masa kadaluarsa,dan harga barang yang akan di beli
pelanggan,karena pelanggan tidak suka di bohongi.
b)
Mengamati perilaku
pelanggan
Mengamati
perilaku pelanggan memang menarik, karena beragam perilaku pelanggan harus kita
cermati baik-baik. Ketika sedang mendengarkan dan
memahami kebutuhan pelanggan, penjual harus mengadakan pengamatan terhadap
segala perilaku pelanggan dalam hal berikut ini.
ĂĽ Body language
ĂĽ Body movement
ĂĽ Motive pembeli
Ada beberapa
contoh perilaku pelanggan yang sering kita lihat, yaitu sebagai berikut:
1.
Pelanggan Pemalu yang Sulit Diajak Bicara atau Didekati
Ciri-ciri pelanggan pemalu:
a) Jarang berbicara, tidak menyatakan pendapat
b) Sedikit gugup dalam berbicara
c) Sering berdiam diri dengan wajah tanpa ekspresi
Cara menghadapinya:
a) Hadapi dengan ramah, penuh perhatian dan rasa hormat
b) Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatiannya
c) Ciptakan suasana pembicaraan yang mengandung canda/humor tetapi sopan
d) Usahakan tetap sabar
2.
Pelanggan Ragu-ragu atau Hati-hati
Ciri-ciri pelanggan peragu:
a) Selalu ragu dalam memutuskan sesuatu, karena diliputi kebimbangan
b) Dalam memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain
c) Kurang percaya diri
Cara menghadapinya:
a) Petugas pelayanan harus bersikap tenang, penuh percaya diri dan
menguasai bidangnya
b) Jangan memberikan banyak pilihan
c) Ikuti saja selera pelanggan, jangan memaksakan pendapat kita
d) Apabila pelanggan tidak cukup uang untuk membeli produk yang diinginkannya,
tawarkan barang lain atau merk lain dengan hati-hati tanpa menyinggung
perasaan.
3.
Pelanggan yang Banyak Bicara
Ciri-ciri pelanggan yang banyak bicara
a) Suka mendominasi dan mencari perhatian
b) Suka mencorocos bicara tentang segala hal
c) Kurang peduli terhadap orang lain, karena lebih mementingkan diri
sendiri
Cara menghadapinya:
a) Segera tawarkan bantuan yang diperlukan olehnya
b) Pujilah kehebatan bercerita
c) Sekali lagi tawarkan bantuan dan segera alihkan perhatiannya ke
produk yang ditawarkan
d) Bila akhirnya pelanggan membeli produk kita, katakan akan segera
dihubungi apabila ada produk baru
e) Mintalah alamat dan nomor teleponnya.
4.
Pelanggan yang Banyak Permintaan
Ciri-ciri pelanggan yang banyak permintaan:
a) Selalu tidak puas, suka membanding-bandingkan dan suka iri hati
terhadap apa yang diperolah oleh orang lain
b) Bila membeli suatu barang selalu menanyakan hadiah ekstra
c) Suka banyak bertanya/bicara, padahal tujuannya hanya iseng mengerjai
petugas.
Cara menghadapinya:
a) Dengarkan dan simaklah permintaannya
b) Penuhilah permintaannya
c) Ucapkan permohonan maaf dan sarankan pilihan lain, bila pelanggan
tidak puas terhadap pelayanan kita
d) Jika tidak mampu melayani, segera mintalah bantuan atasan kita
e) Usahakan tersenyum walaupun hati kita terasa dongkol.
5.
Pelanggan yang Curiga
Ciri-ciri pelanggan yang curiga:
a) Selalu mencari kesalahan orang lain/petugas
b) Selalu menampakkan wajah menyelidik, tidak senang, was-was, khawatir
akan ditipu atau diperas
c) Kurang percaya terhadap orang lain.
Cara mengatasinya:
a) Petugas jangan bersikap bimbang, harus tegas dan meyakinkan
b) Jangan sok menggurui
c) Bila diperlukan, segera peragakan produk yang diminta pelanggan untuk
menambah keyakinannya
d) Bila pelanggan meragukan keunggulan produk yang dibelinya, segera berikan
jaminan bahwa produk dapat ditukar atau dikembalikan apabila produk yang dibeli
tersebut tidak sesuai harapannya.
6.
Pelanggan yang Sombong
Ciri-ciri pelanggan yang sombong:
a) Selalu ingin menonjol dengan tingkah laku yang berlebihan
b) Dalam berbicara dan berpenampilan selalu ingin menjadi pusat
perhatian
c) Mereka juga bisanya suka membual/bohong
d) Bila tersinggung, terkadang suka menghina orang/petugas
Cara menghadapinya:
a) Jangan terpengaruh oleh kata-kata dan penampilannya
b) Berikan perhatian penuh atas kedatangannya, bila perlu dengan
sedikit pujian
c) Tetap tenang dan sabar menghadapi segala sikapnya dan jangan terlalu
serius menghadapinya
d) Ciptakan kesan bahwa pelanggan tersebut adalah tamu istimewa
7.
Pelanggan yang Lugu
Ciri-ciri pelanggan yang lugu:
a) Ia biasanya tampak bingung dan ragu
b) Tidak percaya diri
c) Mudah dipengaruhi
Cara menghadapinya:
a) Terimalah pelangan dengan apa adanya
b) Tanyakan apa yang dibutuhkannya dan tegaskan bahwa kita siap
membantu
c) Layani terus berdasarkan permintaannya
d) Jangan coba-coba membohonginya.
8.
Pelanggan yang Tidak Sabar
Ciri-ciri pelanggan yang tidak sabar:
a) Sering bertanya pada petugas
b) Selalu ingin tahu apa yang terjadi di dalam toko
c) Tanpa sadar suka meremas-remas benda yang dipegangnya
d) Suka menghentakkan kaki pada lantai
Cara menghadapinya:
a) Mintalah maaf atas keterlambatan pelayanan
b) Beritahukan segera bahwa dia akan dibantu semaksimum mungkin
c) Layanilah dengan cepat dan efisien sehingga pelanggan masih mau menunggu
d) Segera ucapkan terimakasih setelah permintaan terpenuhi.
9.
Pelanggan yang Senang Berdebat
Ciri-ciri pelanggan yang senang berdebat:
a) Suka membantah apa yang kita sampaikan
b) Selalu menganggap dirinya paling pandai dan paling hebat
c) Malas mendengarkan argumentasi orang lain
d) Suka membuat suasana gaduh, sehingga mengganggu pelanggan lain
Cara menghadapinya:
a) Bersikaplah tenang, tidak gugup dan tidak terpancing marah
b) Jangan terpancing untuk berdebat, karena kalau kita terpancing akan
terjadi diskusi berkepanjangan
c) Batasi percakapan pada masalah yang dihadapi saja
d) Kemukakan argumen-argumen yang masuk akal
e) Bila keadaan sudah dapat dkuasai, pelangganpun akan melunak dan bisa
saja akan menjadi pelanggan yang setia.
10.
Pelanggan yang Siap Mental
Ciri-ciri pelanggan yang siap mental:
a) Dalam berbelanja ia penuh keyakinan karena sudah mempersiapkan diri
mengenai produk apa saja yang dia butuhkan
b) Tegas, ringkas, dan tidak membuag waktu dalam menentukan pilihan
Cara menghadapinya:
a) Persilakan pelanggan memilih sesukanya
b) Tidak perlu banyak tanya jawab
c) Segera proses transaksi pembayarannya.
c)
Mencurahkan perhatian
penuh pada pelanggan
pimpinan
dan jajaran petugas dilapangan harus mempunyai kemampuan berinteraksi yang baik
dan luwes ,antara lain sebagai berikut.
1)
Memusatkan perhatian kepada pelanggan
a) mendengarkan dengan penuh perhatian semua
yang diutarakan pada pelanggan
b) menanggapi pembicaraan pelanggan bila
pelanggan mengharapkan tanggapan kita
c)
tempatkanlah kepentingan pelanggan
pada nomor satu
2)
Menberikan pelayanan yang efisien
a)pergunakan waktu seefesien
mungkin
b)layanilah pelanggan sampai tuntas
c)bicaralah seperlunya dengan
pelanggan,jangan terlalu banyak basa-basi
3)
Meningkatkan harga diri pelanggan
a) kenalilah kehadiran pelanggan
dengan segera
b) pujilah pelanggan dengan tulus
dan hormat
c) perlakukanlah setiap pelanggan
sebagai orang penting
4)
Membina hibungan baik dengan pelanggan
a) tunjukan simpati dan bicaralah
dengan penuh perhatian untuk menunjukan bahwa kita memahami perasaan
pelanggan
b) persilahkan pelanggan
menanggapi dan berusaha menyelesaikan masalah
c) layani dengan sopan dan penuh
keakraban tetapi tidak terkesan sok akrab
5) Dapat menentukan keinginan pelanggan
a) menanyakan kepada pelanggan
apa saja keinginannya
b) tanyakan lagi kepada pelanggan
,apa lagi yang dinginkannya
c) tentukan intisari yang
diinginkan pelanggan
6) Mengalihkan pelayanan kapada petugas
lain
a) Bila permintaan pelanggan tidak dapat kita layani,segera minta
bantuan rekan lain yang mampu mengatasi.
b) segera
sampaikan permohonan maaf sambil memperkenalkan rekan kita yang akan
membantu memberikan penjelasan lebih lanjut.
7) Memberikan penjelasan tentang suatu hal
yang tidak diperkenankan
a) jelaskan kepada pelanggan tentang suatu hal yang tidak diperkenankan
untuk di lakukan,karna merupakan kebijakan perusahaan .
b) bila jasa pelayanan tersebut tidak dapat
diberikan kepada pelanggan ,jelaskan secara logis dan rasional sehingga
pelanggan menerima penjelasan kita.
8) Memberika
penjelasan tentang jasa pelayanan yang dapat di berikan kepada pelanggan
Jelaskan
pada pelanggan tentang keuntungan yang akan diperoleh jika merekamenggunakan
fasilitas dan pelayanan tertentu yang diberikan oleh perusahaan .
Pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian (attentioan) dapat
dilakukan dengan cara mencurahkan perhatian penuh kepada perilaku pelanggan.
Dalam hal ini terdapat 7prinsip dalam mewujudkan perhatian kepada pelanggan,
yaitu sebagai berikut.
1. Menetapkan visi, komitmen, dan suasana
2. Mensejajarkan dengan pelanggan
3. Mengidentifikasi dan mengatasi
permasalahan pelanggan
4. Memanfaatkan informasi dari
pelanggan
5. Mendekati pelanggan
6. Memberdayakan karyawan
7. Penyempurnaan produk dan proses
secara terus menerus
Konsep tindakan (action)
Pada konsep perhatian, pelanggan
“menunjukkan minat” untuk membeli produk yang kita tawarkan. Pada konsep
tindakan pelanggan sudah ”menjatuhkan pilihan” untuk membeli produk yang
diinginkannya.
Terciptanya proses komunikasi pada
konsep tindakan ini merupakan tanggapan terhadap pelanggan yang telah
menjatuhkan pilihannya, sehingga terjadilah transaksi jual-beli.
Bentuk-bentuk pelayanan
berdasarkan konsep tindakan adalah sebagai berikut:
1)
Segera mencatat pesanan pelanggan.
2)
Menegaskan kembali kebutuhan/pesanan pelanggan.
3)
Menyelesaikan transaksi pembayaran pesanan pelanggan.
4)
Mengucapkan terimakasih diiringi harapan pelanggan akan kembali lagi.
konsep
tindakan pelayanan bagi pelanggan seperti yang dikemukakan diatas dijalankan
dengan cara sebagai berikut :
a)
Pencatatan pesanan adalah sebagai berikut
- Memberi kemudahan kepada
pembeli/pelanggan
- Mempercepat pelayanan
- Menghindari kesalahan sekecil
mungkin
- Memudahkan dalam pencarian dan
pengambilan barang
Pesanan barang dari
pelanggan biasa juga diperoleh dengan cara berikut:
1.
Petugas penjualan
Para petugas penjulan biasa nya
menyebar untuk mencari sasaran konsumen atau pelanggan yang diperkirakan
tertarik dengan barang yang kita tawarkan.
2.
Surat pesanan barang
Biasanya pesanan barang
melalui surat adalah sebagai balasan atau kiriman penawaran harga yang
dilakukan produsen atau penjual.
3.
Daftar langsung
Khusus mengenai konsumen yang
datang langsung,biasanya karna alasan berikut ini.
1)
Membuktikan informasi lebih lanjut
secara detail tentang barang yang dibutuhkan dan biasanya akan melakukan
pemilihan barang dalam jumlah besar.
2)
Melakukan pemilihan dalam jumlah kecil
3)
Konsumen tersebut bertempat tinggal di
sekitar toko
4)
Mereka adalah pelanggan baru
Nota penjualan berfungsi sebagai
berikut:
1)
Berkas untuk mengetahui jumlah dan
jenis barang yang dibeli
2)
Berkas untuk mengambil barang yang
telah dibeli,tentunya setelah dibayar lunas dan dibubuhi stempel oleh bagian
keuangan
3)
Kwitansi tanda terima pembayaran
4)
Faktur
Nota penjualan sebaiknya dibuat
rangkap 3,yaitu sebagai berikut.
1)
Pihak pembeli(asli)
2)
Kasir(copy)
3)
Arsip(copy)
b)
Pencatatan kebutuhan pelanggan
Pencatat
kebutuhan pelangan berbeda dengan pencatatan pesanan pelanggan. Mencatat pesana
pelanggan hanya mencangkup jenis, model, bentuk, jumlah dan harga. Sedangkan
pencatatan kebutuhan pelanggan menyangkut obyeknya, yaitu sifat dan tingkat
konsumsi , kebiasaan dan waktu kebutuhan .
Pencatatan kebutuhan pelanggan biasanya berdasarkan ceklist yg dapat
menggambarkan obyek ceklist, yaitu mencatat kebutuhan pelanggan sebagai daftar
pemeriksaan terhadap factor_factor yang diinginkan pelanggan . obyek ceklist
tersebut antara lain menyangkut hal_hal berikut :
·
1) Sifat dan tingkat konsumsi
·
2) Kebiasaan pelanggan
·
3) Waktu kebutuhan pelanggan
Untuk
memberikan pelayanan yag baik, sebaiknya pelayanan atau penjual mendengarkan
memahami kebutuhan para pelanggan para pelanggan dan membuat daftar kebutuhan
dengan mengelompokkan sesuai dengan kegunaan, merek, ukuran, dan jenis pesanan.
c)
Penegasan kembali kebutuhan
pelanggan
Adanya kebutuhan pelanggan
menandakan barang atau jasa yang kita hasilkan akan dibeli oleh pelanggan ,
karena barang dijual tentunya harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen
atau pelanggan .
Untuk pemesanan langsung secara
tatap muka, pesanan barang dapat disebutkan satu persatu dihadapan pelanggan .
sedangkan utuk pemesanan barang secara tidak langsung atau tidak bertatap muka
bias dilakukan melalui telepon,faksimile,surat, atau e-mail .
Untuk menghindari kekeliruan petugas pelayanan
atau penjual , hendaknya dilakukan penegasaan kembali terhadap semua kebutuhan
pelanggan dan melakukan pengecekan atas hal_hal sebagai berikut :
1)
Mengecek keadaan barang
2)
Cara pengiriman barang
3)
Cara pembayaran(cash, credit, dengan cek)
4)
Alat dan tempat pembayaran
5)
Ongkos angkut barang yang
dipesan
6)
Cara pembungkusan atau pengepakan
barang
d)
Mewujudkan kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggan dapat terwujud apabila
petugas pelayanan atau para penjual telah menetapkan prisip pelayanan prima .
Kepuasaan pelanggan merupakan refleksi dari terpenuhinya harapan dan
kebutuhannya pelanggan .
Satu hal yang harus diingat oleh
perusahaan adalah kemampuan membentuk kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
. kepercayaan tersebut bias terbentuk atau tumbuh apabila seluruh jajaran
perusahaan mampu memenuhi perusahaan dan kebutuhan pelanggannya . Apabila
kebutuhan dasar pelanggan tersebut telah terpenuhi , secara otomatis kepuasaan
dapat tercapai .
Mewujudkan kebutuhan pelanggan
dapat juga dilakukan melalui pola trade easy , yaitu mempermudah cara
memperoleh kebutuhan dengan mengembangkan tindakan penyerahan pesanan kepada
pelanggan secara tepat dan cepat , yakni :
1)
Penjualan dengan cara swalayan , dan
2)
Pemesanan jarak jauh (melalui
faksimile,telepon,email)
Pada saat berhubungan dan
melayani para konsumen atau pelanggan pelaksanakan penerapan konsep 7K yang
dibutuhkan pelanggan , yaitu :
1)
Keramahan
2)
Kenyamanan
3)
Kecepatan
4)
Kebenaran
5)
Kepercayaan
6)
Kesepakatan , dan
7)
Kepuasaan
Setelah konsep 7K dilaksanakan ,
niscaya segala informasi tentang kebutuhan pelanggan dapat terwujud dan pesanan
barang mulai berdatangan , baik datang langsung atau pesan via telepon ,
faksimlile , e-mail , dan surat .
e) Menyatakan
terimakasih dengan harapan pelanggan kembali
Setelah
semua kegiatan jual beli dilaksanakan , ada satu hal yang harus diperhatikan
dan tidak boleh dilupakan , yaitu ucapan terima kasih terhadap pelanggan dengan
harapan pelanggan akan kembali berbelanja . Pernyataan terima kasih adalah
bagian dari pelayanan prima sebagai suatu nbentuk servis , karena pelayanan
yang baik adalah asset perusahaan .
Kapan
ucapan terima kasih harus kita ucapkan kepada pelanggan atau konsumen ?Ucapan
terima kasih disampaikan pada setiap kesempatan bertemu .Misalnya sebagai
berikut .
1)
Pada saat selesai melakukan transaksi
jual beli barang
2)
Pada saat pelanggan membayar atau
menyerahkan uang kembalian .
3)
Pada saat setelah menerima pesanan
barang dari pelanggan
4)
Pada saat pelanggan datang , walaupun
ia tidak membeli
5)
Pada saat menutup konsultasi tata cara
penggunaan barang